BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era
modern ini, sering kali manusia lupa akan kewajiban, agama, dan ayat-ayat
Al-Qur’an. Begitu juga kandungan ayat Al-Qur’an dan cara pengamalannya. Dlam
kenyataannya, ayat-ayat Al-Qur’an sebenarnya sangat penting. Bahkan tanpa
disadari, kadang kita juga mengamalkannya. Tetapi,hal itu tidaklah sempurna
untuk menjadi amalan kita. Karena kita tidak tahu akan kaitan perbuatan
tersebut dengan ayat Al-Qur’an. Padahal, hal itu biasa menjadi amalan kita jika kita memakai
niat. Tetapi
jika tahu akan ilmunya, mana mungkin kita biasa berpikiran sejauh itu dan
berpikir akan niat dalam
mengerjakannya. Semua itu dapat kita
tangani dengan memahami ayat-ayat Al Qur’an adalah salah satunya.
Dengan
mengetahui, memahami, dan menerapkannya maka kita pastinya dapat mengupas baik
buruknya suatu perbuatan. Dalamsebuah
pepatah telah disebutkan bahwa “ Amal tanpa ilmu akan buta. Dan ilmu
tanpa amal akan binasa”. Begitu juga dengan keadaan masyarakat kita sekarang ini. Alangkah sangat ruginya jika pusaka
yang telah kita punyai tidak kita manfaatkan dan tidak bisa melindungi kita
yaitu kita tidak bisamempergunakan dan memahami kandungan ayat Al
Qur’an. Keadaan seperti inilah harus dicari jalan keluarnya. Salah satu hal
yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan 2 pusaka yang telah
dititipkan oleh Nabi Muhammad SAW,yang
tidak lain adalah Al-Qur’an dan Al-Hadist. Dengan berpegang teguh pada keduanya niscaya kita akan menjadi umatnya
yang beruntung di dunia dan akhirat yaitu dengan mempelajari Al Qur’an dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II PEMBAHASAN
TIGA GOLONGAN KAUM
MUSLIMIN
A. Pengertian Qur’an
surat Al Faathir
Surah
Fatir (bahasa Arab: فاطر) adalah surah ke-35 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah yang terdiri atas 45
ayat. Fatir artinya Pencipta diambil dari ayat
pertama surah ini. Fatir menerangkan
bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi, manusia, dan makhluk lainnya. Surah Fatir
dinamakan surat Al-Mala'ikah (Malaikat)
karena pada ayat pertama Allah menerangkan bahwa Allah mengutus beberapa
malaikat yang memiliki sayap.
B. Qur’an surat Al Faathir ayat: 32
C. Terjemah Qur’an surat Al Faathir ayat: 32
“Kemudian Kitab
itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba
Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di
antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih
dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia
yang amat besar.” (QS Fatir : 32)
D. Isi kandungan Qur’an surat Al Faathir ayat: 32
Allah SWT mengklasifikasi orang-orang
yang menerima Al-Qur`ân, yaitu kaum muslimin menjadi tiga macam. Golongan
pertama disebut zhâlim linafsihi. Golongan kedua disebut muqtashid. Jenis
terakhir bergelar sâbiqun bil-khairât.
1.
Golongan Pertama: ظَالِمٌ لِنَفْسِه (zhâlim linafsihi).
Makna linafsihi merupakan sebutan bagi
orang-orang muslim yang berbuat taqshîr (kurang beramal) dalam sebagian
kewajiban, ditambah dengan tindakan beberapa pelanggaran terhadap hal-hal yang
diharamkan, termasuk dosa-dosa besar. Atau dengan kata lain, orang yang taat
kepada Allah SWT , akan tetapi ia juga berbuat maksiat kepada-Nya. Karakter
golongan ini tertuang dalam firman Allah Azza wa Jalla berikut:
Dan (ada pula) orang-orang lain yang
mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampur-baurkan perkerjaan yang baik dengan
pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [at-Taubah/9: 102].
2.
Golongan Kedua: الْمُقْتَصِدُ (al-muqtashid).
Orang-orang yang termasuk dalam istilah ini, ialah mereka yang taat kepada Allah SWT tanpa melakukan kemaksiatan, namun tidak menjalankan ibadah-ibadah sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT . Juga diperuntukkan bagi orang yang telah mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan saja. Tidak lebih dari itu.Atau dalam pengertian lain, orang-orang yang telah mengerjakan kewajiban-kewajiban, meninggalkan perbuatan haram, namun diselingi dengan meninggalkan sejumlah amalan sunnah dan melakukan perkara yang makruh.
3.
Golongan Ketiga: سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ (sâbiqun
bil-khairât).
Kelompok ini berciri menjalankan
kewajiban-kewajiban dari Allah SWT dan menjauhi muharramât (larangan-larangan).
Selain itu, keistimewaan yang tidak lepas dari mereka adalah kemauan untuk
menjalankan amalan-amalan ketaatan yang bukan wajib untuk mendekatkan diri mereka
kepada Allah SWT. Atau mereka adalah orang-orang yang mengerjakan
kewajiban-kewajiban, amalan-amalan sunnah lagi menjauhi dosa-dosa besar dan
kecil.Adalah merupakan sesuatu yang menarik, manakala Imam al-Qurthubi
rahimahullah mengetengahkan sekian banyak pendapat ulama berkaitan dengan
sifat-sifat tiga golongan di atas. Sehingga bisa dijadikan sebagai cermin dan
bahan muhasabah (introspeksi diri) bagi seorang muslim dalam kehidupan
sehari-harinya; apakah ia termasuk dalam golongan pertama (paling rendah),
tengah-tengah, atau menempati posisi yang terbaik dalam setiap sikap, perkataan
dan tindakan.
Janji baik dari Allah SWT Kepada tiga
golongan itu. Allah SWT menjelaskan bahwa Dia Azza wa Jalla menjanjikan
Jannatun-Na’im terhadap tiga golongan itu, dan Allah SWT tidak memungkiri
janji-Nya. Allah SWT berfirman:
(Bagi mereka) surga ‘Adn, mereka
masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang
dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.
[Fâthir/35:33]
Janji Allah SWT berupa
Jannatun-Na’iim kepada semua golongan tersebut, digapai pertama kali –
berdasarkan urutan pada ayat – oleh zhâlim linafsih. Hal tersebut menunjukkan
bahwa ayat ini termasuk arjâ âyâtil-Qur`ân. Yaitu ayat Al-Qur`ân yang sangat
membekaskan sikap optimisme umat yang sangat kuat. Tidak ada satu pun seorang
muslim yang keluar dari tiga klasifikasi di atas. Sehingga ayat ini dapat dijadikan
sebagai dasar argumentasi bahwa pelaku dosa besar tidak kekal abadi di neraka.
Pasalnya, golongan orang kafir dan balasan bagi mereka, secara khusus telah
dibicarakan pada ayat-ayat setelahnya [Fâthir/35 ayat 36-37].
Syaikh’Abdul-Muhsin al-Abbâd hafizhahullah
berkata tentang ayat di atas: “Allah SWT mengabarkan tentang besarnya kemurahan
dan kenikmatan dengan memilih siapa saja yang Dia kehendaki untuk masuk Islam
dengan mencakup tiga golongan secara keseluruhan. Setiap orang yang telah
memperoleh hidayah Islam dari Allah SWT , maka tempat kembalinya adalah jannah,
kendati golongan pertama akan mengalami siksa atas perbuatan kezhaliman yang
dilakukan terhadap dirinya sendiri”.
Hal ini sangat berbeda dengan kondisi
Ahlul Kitab. Mereka hanya terbagi menjadi dua kelompok, yakni golongan yang
muqtashid dalam beramal, dan kedua golongan –yang secara- prosentase,
kebanyakan adalah orang-orang yang amalannya buruk. Allah SWT berfirman:
Di antara mereka ada golongan yang
pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.
[al-Mâ`idah/5:66].
Marilah saudaraku kita introspeksi,
pada posisi mana kita sekarang berada.? manusia yang baik adalah bukan yang
tidak memiliki dosa, tetapi dia selalu bertobat dan memperbaiki dirinya.
BEBERAPA PERBEDAAN PENDAPAT TENTANG ISI KANDUNGAN SURAT AL FATHIR AYAT :32
Yaitu:
1. MENURUT ABU DARBA’
Yang
di maksud umat nabi Muhammad adalah umat sejak NabiMuhammad diutus hingga
hari akhir. Dalam menerima Al Qur’an
yang merupakan firman Nya, umat Nabi Muhammad terbagi menjadi tiga
yaitu :
1.Golongan pertama
(zalimun linafshihi / mereka yang mendzalimi diri sendiri) adalah orang-orang yang lebih banyak berbuat
kesalahan daripada kebaikannya. Mereka lebih sering
melakukan perbuatan buruk daripada
perbuatan baik . Mereka lebih sering meninggalkan perintah Allah daripada menjalankan perintah-Nya. Orang
yang termasuk golongan ini
menolak Al Qur’an dan memilih jalan hidup yang lain. Mereka tidak mau menjadikan Al Qur’an sebagai
pedoman dalam menjalani kehidupan.
2.Golongan kedua (muqtasid / mereka yang
pertengahan)
Adalah terdiri atas
orang-orang yang kebaikannya sama dengan keburukan yang di lakukannya. Orang-orang yang termasuk golongan
ini menjalankan perintah Allah
tetapi juga menjalankan laranganNya. Mereka maumenerima Al Qur’an dan
menjadikannya sebagai pedoman hidup, tetapi mereka masih banyak melakukan
kesalahan.
3.Golongan
ketiga (sabiqun bilkhairat / mereka yang terlebih dahulu berbuat
kebaikan). terdiri atas orang-orang
yang kebaikannya sangat banyak
dan sangat jarang berbuat kesalahan. Mereka yang termasuk golongan ini adalah orang-orang yang
selalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Nya.
Mereka menjadikan Al Qur’an sebagai
pedoman hidup. Mereka tidak pernah mengerjakan apa yang di larang oleh Al
Qur’an.Orang-orang yang masuk golongan ini selalu menjalankan
perintah-perintah yang hukumnya wajib dan sunnah.Mereka meninggalkan segala sesuatu yang haram hukumnya danmenghindari yang subhat. Allah SWT telah
menyediakan surga dengan segala kenikmatannya bagi golongan ini.
Ketiga kelompok tersebut sebagaimana dijelaskan dalam hadits tetap masuk surga meskipun dengan cara yang
berbeda-beda. Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
dari Abu Darda’ bersabda :
Artinya :
“Dari
Abu Darba’, dia berkata, “Saya mendengar rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT
berfirman, ‘Kemudian kitab ini kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih
diantara hamba-hamba kami, lalu diantara mereka ada yang menzalimi diri
sendiri, ada yang pertengahan, dan adapula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.”
Adapun orang-orang
yang lebih dahulu berbuat kebaikan, mereka adalah orang-orang yang akan masuk surga tanpa hisab. Orang yang pertengahan,
mereka adalah orang-orang yang akan masuk surga dihisap dengan hisab yang ringan. Orang yang mendzalimi
diri sendiri, mereka adalah orang-orang yang dihisab dalam lamanya mahsyar.
Kemudian, kerugian mereka itu diganti oleh Allah dengan rahmat-Nya.
Maka mereka berkata : ‘Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka
cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami
benar-benar Maha Pengampun, Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat
yang kekal karena karunia-Nya. Didalamnya kami tiada merasa lelah
dan tiada pula merasa lesu’.
”(HR. Ahmad No. 20734). Dari hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad tersebut,
dapat kita pahami bahwa
dhalimun linafsih, muqtasid, dan sabiqun bil-khairat situasinya
berbeda-beda pada saat memasuki surga. Kelompok sabiqun bil-khairat akan masuk surga tanpa melalui hisab.
Kelompok muqtasid(pertengahan) akan
masuk surga dengan melalui proses hisab yang mudah(yasira). Dan kelompok
zalimun linafsih (menzalimi dirinya sendiri) akanmasuk surga dengan hisab yang lama dan berat. Mereka harus melalui perhitungan
yang tidak ringan. Bahkan, sebagian ulama berpendapat bahwa mereka harus merasakan neraka sebagai balasan amal
buruk yang telah mereka kerjakan pada saat hidup di dunia. Namun, mereka tetap
masuk surga dengan rahmat Allah SWT. Sebesar apapun dosa seseorang
selama dia mempunyai iman walau sebesar
atom dalam hatiinya, niscaya Allah akan mengganti dengan rahmat-Nya
untuk masuk surga.
2. MENURUT SEORANG ULAMA’
Kemudian Kitab ini Kami
wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, namun
di antara mereka ada yang bertindak aniaya terhadap diri sendiri, ada pula di
antara mereka yang menengah, dan ada pula di antara mereka yang paling dahulu
mengerjakan kebajikan dengan izin Allah Tiga golongan kaum Mukmin:
1. Golongan yang lebih cenderung untuk berbuat kejahatan dari pada berbuat kebajikan.
2. Golongan menengah, yakni mereka yang seimbang kebaikan dengan kejahatannya.
3. Golongan yang cenderung untuk berbuat kebajikan daripada berbuat kejahatan.. Warisan dan pilihan itu merupakan Karunia Besar.
1. Golongan yang lebih cenderung untuk berbuat kejahatan dari pada berbuat kebajikan.
2. Golongan menengah, yakni mereka yang seimbang kebaikan dengan kejahatannya.
3. Golongan yang cenderung untuk berbuat kebajikan daripada berbuat kejahatan.. Warisan dan pilihan itu merupakan Karunia Besar.
3. MENURUT SAYID SABIQ
Allah swt mewariskan
kitab ( Al Quran ) kepada hamba hambanya yang terpilih untuk diamalkan dan
dikerjakan apa yang diperintahkan dan dilarang dalam kitab tersebut. Dalam
kenyataanya manusia memiliki berbagai ragam bentuk aktifitas untuk menerima dan
mewarisi kitab yang telah Allah wariskan. Ada diantara mereka menanggapi kitab
Allah dengan sungguh sungguh dan mengerjakanya dengan amal amal perbuatan baik
karena mendapatkan ridho dan izin Allah, adapula yang menerima dengan seenaknya
tanpa mau mengerjakan apalagi mentaati isi dan ajaran kitab Allah tersebut
sehingga apa yang dilakukanya sesungguhnya seperti menganiaya diri sendiri.
Karena manusia yang tidak mau beramal baik sesuai dengan kitab Allah
sesungguhnya amal perbuatan itu akan kembali pada dirinya sendiri. Dan yang
lebih banyak manusia itu ada di pertengahan yang terkadang taat namun dilain
waktu manusia itu melanggar. Kitab Allah ( Al-Quran ) merupakan satu pedoman
hidup manusia baik untuk kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan hidup di
akhirat. Agar manusia mampu meraih kedua hal tersebut maka manusia dituntut
untuk mampu memahami, membaca, dan mengamalkan apa yang terkandung dalam kitab
Allah tersebut. Orang Islam mempunyai kewajiban untuk mampu dan dapat membaca
Al-quran dengan baik dan benar, memahami arti dan maknanya, serta mengamalkan
apa yang ada didalamnya.
Sayid Sabiq dalam
kitabnya telah membagi akhlak manusia kedalam tiga tingkatan :
1.Nafsu Amarah, ialah nafsu manusia yang tingkatanya paling rendah dan sangat hina karena senantiasa mengutamakan desakan dan bisikan hawa nafsu yang merupakan godaan syaitan.
2.Nafsu Lawwammah, ialah nafsu yang senantiasa menjaga amal manusia untuk berbuat salih dan berhati hati serta instropeksi terhadap kesalahan kesalahan apabila terperosok kedalam kemungkaran.
3Nafsu Muthmainah, ialah akhlak manusia yang paling tinggi derajatnya karena memiliki ruhani dan jiwa yang tenang, suci, dalam keadaan selalu melakukan kebaikan kebaikan dan beramal shalih.
1.Nafsu Amarah, ialah nafsu manusia yang tingkatanya paling rendah dan sangat hina karena senantiasa mengutamakan desakan dan bisikan hawa nafsu yang merupakan godaan syaitan.
2.Nafsu Lawwammah, ialah nafsu yang senantiasa menjaga amal manusia untuk berbuat salih dan berhati hati serta instropeksi terhadap kesalahan kesalahan apabila terperosok kedalam kemungkaran.
3Nafsu Muthmainah, ialah akhlak manusia yang paling tinggi derajatnya karena memiliki ruhani dan jiwa yang tenang, suci, dalam keadaan selalu melakukan kebaikan kebaikan dan beramal shalih.
(1) Allah SWT menurunkan
Al Qur’an kepada nabi Muhammad.Al Qur’an merupakan mukjizat terbesar bagi Nabi
Muhammad . Nabi Muhammad dan umatnya terpilih untuk menerima Al Qur’an . Dari
sekian banyak umat para rasul terdahulu, nabi Muhammad dan umatnya yang
terpilih.Yang di maksud umat nabi Muhammad adalah umat sejak Nabi Muhammad
diutus hingga hari akhir.Dalam menerima Al Qur’an yang merupakan firman Nya ,
umat Nabi Muhammad terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Zalimun linafsihi ( mereka yang
mendzalimi diri sendiri )
Golongan pertama (zalimun linafshihi)
adalah orang-orang yang lebih banyakBerbuat kesalahan daripada kebaikannya .
mereka lebih sering melakukan perbuatan buruk daripada perbuatan baik . Mereka
lebih sering meninggalkan perintah Allah daripada menjalankan perintah Nya.
Orang yang termasuk golongan ini menolak Al Qur’an dan memilih jalan hidup yang
lain. Mereka tidak mau menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman dalam menjalani
kehidupan.
2. Muqtasid ( mereka yang pertengahan )
Golongan kedua (muqtasid) adalah terdiri
atas orang-orang yang kebaikannya sama dengan keburukan yang di lakukannya.
Orang-orang yang termasuk golongan ini menjalankan perintah Allah tetapi juga
menjalankan laranganNya.Mereka mau menerima Al Qur’an dan menjadikannya sebagai
pedoman hidup, tetapi mereka masih banyak melakukan kesalahan.
3. Sabiqun bilkhairat ( mereka yang lebih
dahulu berbuat kebaikan )
Golongan ketiga (sabiqun bilkhairat) terdiri atas orang-orang yang kebaikannya sangat banyak dan sangat jarang berbuat kesalahan. Mereka yang termasuk golongan ini adalah orang-orang yang selalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Nya. Mereka menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup. Mereka tidak pernah mengerjakan apa yang di larang oleh Al Qur’an.Orang-orang yang masuk golongan ini selalu menjalankan perintah-perintah yang hukumnya wajib dan sunnah. Mereka menin ggalkan segala sesuatu yang haram hukumnya dan menghindari yang subhat.Allah SWT telah menyediakan surga dengan segala kenikmatannya bagi golongan ini.Orang-orang yang termasuk golongan ketiga ini merupakan golongan yang mendapat karunia yang terbesar,selain itu juga mereka termasuk orang-orang yang beruntung karena menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup dan menjalankan apa yang diperintahkannya. Mereka melakukan perbuatannya dengan ikhlas karena Allah.Kelak Allah akan membalas segala perbuatannya.
Orang-orang yang mampu
mengatasi masalah dengan baik hanyalah orang yang bersandar pada kitab (hukum,
ketentuan, atau ilmu pengetahuan) dari Allah SWT. Islam agar kita berusaha
keras dalam menuntut ilmu pengetahuan dan hal itu sekaligus menjadi kita selama
hidup. Menuntut ilmu pengetahuan harus di sertai pula dengan keimanan yang kuat
agar mencapai derajat yang tinggi, baik di dunia maupun di akhirat.
Allah menempatkan orang-orang yang beriman, berilmu dan beramal shaleh sesuai dengan ilmunya padaderajat yang paling tinggi. Allah SWT Pasti meninggikan derajat orang-orang yang dalam dirinya yang dalam dirinya terdapat tiga hal, yaitu kaimanan, ilmu pengetahuan, dan amal shaleh.
Sebelum kehadiran islam, peluang menimba umum bukanlah sesuatu yang umum. Tidak semua orang diberikan hak untuk menuntut ilmu, kecuali merupakan monopoli kelompok-kelompok tertentu, seperti kalangan pemerintah, aristocrat, keluarga-keluarga ternama, dan keluarga-keluarga kerajaan.
Allah menempatkan orang-orang yang beriman, berilmu dan beramal shaleh sesuai dengan ilmunya padaderajat yang paling tinggi. Allah SWT Pasti meninggikan derajat orang-orang yang dalam dirinya yang dalam dirinya terdapat tiga hal, yaitu kaimanan, ilmu pengetahuan, dan amal shaleh.
Sebelum kehadiran islam, peluang menimba umum bukanlah sesuatu yang umum. Tidak semua orang diberikan hak untuk menuntut ilmu, kecuali merupakan monopoli kelompok-kelompok tertentu, seperti kalangan pemerintah, aristocrat, keluarga-keluarga ternama, dan keluarga-keluarga kerajaan.
Seseorang akan dapat
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat apabila menguasai ilmunya.
Landasan kehidupan yang paling utama adalah iman dan pengiringnya adalah Ilmu.
Iman yang tak di sertai Ilmu dapat membawa perilaku seseorang kepada hal-hal
yang menyimpang dari aturan Illahi.Contohnya, Ilmu Manusia tentang tenaga atom.
Alangkah bergunanya Ilmu itu apabila disertai Iman yang sempurna karena
hasilnya akan membawa manfaat yang besar bagi seluruh manusia. Dan apabila
tidak di iringi oleh iman, ilmu tersebut dapat dipergunakan untuk memusnahkan
manusia karena jiwanya tidak dikontrol oleh iman.
Intinya isi kandungan surat Fatir ayat 32
adalah upaya-upaya memahami hal-hal sbb.
a) kitab al-Qur’an merupakan pedoman dan petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa
b) ada sebahagian orang yang tidak mau memiliki kemampuan untuk membaca, memahami dan melaksanakan isi kandungan al-Qur’an sehingga mereka termasuk orang yang menganiaya pada diri mereka sendiri.
c) bagi orang yang banyak berbuat kebajikan, maka ia akan dimasukkan ke Sorga Adn yaitu sorga yang penuh dengan kenikmatan
a) kitab al-Qur’an merupakan pedoman dan petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa
b) ada sebahagian orang yang tidak mau memiliki kemampuan untuk membaca, memahami dan melaksanakan isi kandungan al-Qur’an sehingga mereka termasuk orang yang menganiaya pada diri mereka sendiri.
c) bagi orang yang banyak berbuat kebajikan, maka ia akan dimasukkan ke Sorga Adn yaitu sorga yang penuh dengan kenikmatan
4. MENURUT IMAM MUHAMMAD
AL-BAQIR AS
Yang dimaksud dengan "hamba-hamba yang dipilih,
yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah, dan para pewaris Al-Kitab
" adalah para imam dari Ahlul Bayt a.s., merekalah orang-orang yang
mendapat karunia yang amat besar. Yang dimaksud dengan "hamba-hamba yang
berada pada pertengahan" adalah mereka yang mengenal para imam a.s. dan
"hamba-hamba yang menganiaya diri mereka sendiri" adalah orang-orang
yang tidak mengenal para imam a.s.
Ketika menafsirkan ayat tersebut Imam Muhammad Al-Baqir a.s. berkata: "orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan adalah imam, orang yang berada pada pertengahan adalah orang yang mengenalnya, orang yang menzalimi dirinya sendiri adalah orang yang tidak mengenalnya".
Ketika menafsirkan ayat tersebut Imam Muhammad Al-Baqir a.s. berkata: "orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan adalah imam, orang yang berada pada pertengahan adalah orang yang mengenalnya, orang yang menzalimi dirinya sendiri adalah orang yang tidak mengenalnya".
5. MENURUT SEBAGIAN ULAMA”
Dalam ayat ini Allah
membagi tingkatan seorang hamba itu menjadi 3 tingkatan:
1.Menganiaya diri mereka
sendiri
Menganiaya diri mereka
sendiri adalah seorang hamba yang bermaksiat kepada tuhannya,meninggalkan apa
yang Allah perintahkan atau mengerjakan apa yang dilarang Allah swt.hamba ini
sangat sedikit sekali untuk mencapai kebaikan untuk akhiratnya, yang mana
dengan kebaikan ini dia bisa mendapatkan keselamatan.akan tetapi bukan kebaikan
yang bertambah malahan keburukan yang terus bertambah dari apa yang dia
lakukan.manusia ini adalah seorang muslim tapi dia tidak meningkatkan amal
sholehnya bahkan amal keburukannnya lebih berat dari pada amal
kebaikannya.Allah mengatakan dalam firmannya: “Dan siapa yang ringan timbangan
kebaikannya, Maka Itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan
mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami”.(Al-`araf ayat 9)
Semua golongan ini akan
masuk surga pada akhirnya karena mereka hanya bermaksiat kepada Allah dan
bertauhid kepada Allah. meskipun mereka terlebih dahulu dilemparkan kedalam
neraka untuk membersihkan kotoran-kotoran yang melekat dalam diri mereka,
kemudian baru dimasukan kedalam surga Allah.Wallahu`alam. Adapun apabila mereka
dzolim terhadap diri mereka sendiri dan kepada Allah dengan sedikit beribadah
kepadanya, Allah akan mengampuni mereka apabila mereka bertaubat kepada
Allah.sedangkan dzolim terhadap sesama saudaranya dan tidak memberikan hak-hak
mereka,tidak cukup bertaubat kepada Allah saja akan tetapi hendaklah hamba ini
meminta keridhoan dan meminta ma`af kepada saudara yang dia sakiti.apabila hal
ini tidak dia lakukan maka kebaikan nya pada hari kiamat akan berpindah kepada
saudara yang dia sakiti atau kepada saudara yang dia ambil hak-hak mereka.
2. Pertengahan (kebaikan
dan keburukannya sama)
Pertengahan ialah
orang-orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya. Adapun contoh
manusia ini adalah mereka melaksanakan apa yang Allah perintahkan kepadanya
baik itu sholat fardhu diawal waktu,zakat,shaum,haji akan tetapi mereka tidak
melakukan amalan sunnah dari ibadah-ibadah serta dzikir-dzikir dan
amalan-amalan sunnah yang menguntungkan baginya,ketika tiba waktu-waktu yang
Allah perintahkan kepadanya, dia melakukan keta`atan itu dan tidak meninggalkan
hak-hak Allah, dan tidak juga mendzolimi saudaranya dan mengambil hak mereka.
kemudian dia pun pergi untuk mencari rezki yang telah dihalalkan oleh Allah
baginya,kemudian kembali dari mencari rezki itu, dan melakukan amalan-amalan
yang Allah perintahkan kepadanya. tetapi dia tidak melakukan amalan-amalan
sunnah yang meningkatkan keimanannnya kepada Allah.manusia golongan ini
termasuk golongan yang baik.Allah mengatakan dalam firmannya:
“Adapun orang yang
diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan
pemeriksaan yang mudah,dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama
beriman) dengan gembira”.
3. Berlomba-lomba dalam
kebaikan
Manusia golongan ini
adalah mereka yang mendekatkan diri kepada Allah baik mengerjakan fardhuNya dan
sunnahNya,meninggalkan apa yang diharamkan oleh Allah,dan hal-hal yang
dimakruhkan oleh Allah,mereka juga banyak dalam beramal sholeh,mereka
mendengarkan firman-firman Allah dan mengikuti kebaikan yang ada
didalamnya,mereka mengetahui Allah dengan hati mereka dan menyaksikan dengan
gaib ruh-ruh mereka dengan menyembunyikan rahasia-rahasia yang ada pada mereka
dan mengisi hati mereka dengan kecintaan kepada Allah dan terus-terus berdzikir
kepada Allah,dan melupakan apa yang selain Allah,Allah mengatakan dalam
firmannya:
فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّةُ نَعِيمٍ
“Maka dia memperoleh
ketenteraman dan rezki serta jannah kenikmatan”.(Al-waqi`ah ayat 89).
Manusia golongan ini
disebut juga dengan golongan muqarrobin.mereka menghidupkan sunnah Rasulullah,
Rasulullah mengatakan dalam sabdanya:”Barang siapa yang menghidupkan sunnahku
sugguh telah menghidupkan aku dan barang siapa yang menghidupkan aku sugguh dia
bersamaku didalam surga”.(HR.Muslim).adapun yang paling jelas manusia yang
menempuh jalan para muqarrabin dimulai dari awal sampai akhirnya, dari hadits
qudsi yang mana Rasulullah saw bersabda: “Dari Abu Hurairah
radhiAllohu ‘anhu ia berkata: telah bersabda Rasulullah shalalahu ‘alaihi wa
sallam: “Sesungguhnya Alloh telah berfirman: Barangsiapa yang memusuhi Waliku
maka sesungguhnya Aku telah menyatakan perang kepadanya, dan tidaklah seorang
hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai
dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan senantiasa seorang hambaKu
mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya.
Jika Aku mencintainya jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk
mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan
sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia
gunakan untuk berjalan. Dan jika ia
meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon
perlindungan dariKu pasti Aku akan melindunginya”.(HR.Bukhari).
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Allah SWT
mengklasifikasi orang-orang yang menerima Al-Qur`ân, yaitu kaum muslimin
menjadi tiga macam. Golongan pertama disebut zhâlim linafsihi. Golongan kedua
disebut muqtashid. Jenis terakhir bergelar sâbiqun bil-khairât.
3.2 Saran-Saran
Marilah saudaraku kita introspeksi, pada posisi mana
kita sekarang berada.? manusia yang baik adalah bukan yang tidak memiliki dosa,
tetapi dia selalu bertobat dan memperbaiki dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar